JAS MERAH!. Dan Selamat Hari Musik Nasional.
Berhubung tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik
Nasional dan tahukah kalian kenapa tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari
Musik Nasional?
Kali ini Artikel Bandem akan memposting tentang pencipta
lagu kebangsaan Republik Indonesia dimana tanggal lahir beliaulah yang diperingati
sebagai Hari Musik Nasional yang tidak lain dan tidak bukan adalah Wage Rudolf
Supratman atau yang lebih dikenal dengan W.R. Supratman.
Wage Rudolf Supratman (lahir di Somongari, Purworejo, 9 Maret 1903 – meninggal
di Surabaya, Jawa Timur, 17 Agustus 1938 pada umur 35 tahun) adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya", dan “Ibu Kita Kartini” serta pahlawan
nasional Indonesia.
Kehidupan Pribadi
Ayahnya bernama Joemeno Kartodikromo, seorang tentara
KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Wage Rudolf Soepratman adalah anak
ketujuh dari sembilan bersaudara. Roekijem adalah kakak sulung Soepratman. Pada
tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem
yang bernama Willem van Eldik.
Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun,
kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu
dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia
mendapat ijazah Klein Ambtenaar.
Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan
dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah
tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik kepada pergerakan nasional
dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap
penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan
Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.
Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke
Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik.
Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola,
kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan
membaca-baca buku musik.
W.R.
Soepratman tidak beristri, serta tidak pernah mengangkat anak.
Indonesia Raya
Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak
iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa
menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah
karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik
Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.
Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada
tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya, pada waktu itu ia
berada di Bandung dan pada usia 21 tahun.
Pada bulan Oktober 1928 di
Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu
ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental
dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada
waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito).
Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di
depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu
terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik
mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu
merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.
Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan
lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage
Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.
Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu
oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh
sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir "Matahari
Terbit" pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu
tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong
Malang, Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.
Kontroversi Tempat dan Tanggal Lahir
Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati Soekarnoputri saat
menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal
kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan
Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman
– dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.
Karya
Indonesia Raya
Indonesia Raya
Ibu Kita Kartini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar