Rabu, 07 September 2016

Ibnu Sina "Bapak Kedokteran Modern"

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif di mana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, dia adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Hasil gambar untuk ibnu sina

Jumat, 04 Maret 2016

Situs Duplang Arjasa, Jember

Jember salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki beberapa peninggalan sejarah. Situs-situs sejarah banyak sekali bersebaran di beberapa wilayah di daerah Jember. Tidak hanya dari jaman Belanda tetapi juga dari jaman pra sejarah.
Situs Duplang yang berada di Desa Kamal, Kecamatan Arjasa, sebuah desa terpencil di lereng Gunung Argapura, Jember. Untuk menuju situs ini, dari alun-alun Kota Jember ke Desa Kamal hanya berjarak 16 km, namun akses jalan yang rusak dan sempit membuat perjalanan menuju ke lokasi menjadi sedikit lebih lama.
Hasil gambar untuk situs duplang

Rabu, 06 Januari 2016

Situs Biting Lumajang

Situs Biting adalah sebuah situs arkeolog yang terletak di desa Kutorenon, kecamatan Sukodono, Lumajang, provinsi Jawa Timur. Situs ini diperkirakan merupakan peninggalan dari kerajaan Lamajang dan tersebar di atas kawasan seluas sekitar 135 H. Bangunan yang paling mengesankan adalah bekas tembok benteng dengan dengan panjang 10 kilometer, lebar 6 meter dan tinggi 10 meter.
Kawasan Situs Biting adalah sebuah kawasan ibu kota kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin Prabu Arya Wiraraja yang dikelilingi oleh benteng pertahanan dengan tebal 6 meter, tinggi 10 meter dan panjang 10 km. Hasil penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta tahun 1982-1991, Kawasan Situs Biting memiliki luas 135 hektare yang mencakup 6 blok/area merupakan blok keraton seluas 76,5 ha, blok Jeding 5 ha, blok Biting 10,5 ha, blok Randu 14,2 ha, blok Salak 16 ha, dan blok Duren 12,8 ha. Dalam Babad Negara Kertagama, kawasan ini disebut Arnon dan dalam perkembangan pada abad ke-17 disebut Renong dan dewasa ini masuk dalam desa Kutorenon yang dalam cerita rakyat identik dengan "Ketonon" atau terbakar. Nama Biting sendiri merujuk pada kosa kata Madura bernama "Benteng" karena daerah ini memang dikelilingi oleh benteng yang kokoh
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIiYY9Kwc1-4DoG4zs0OkH9MNS5iv1-HSup5QU0IHdZX_xSNf4_qlGuLTeVntC1P7oEeOmdOTLSzPmSPjemy0uCJ3S3S1_0ETKdYZ5hnkwBY9n0GC4a5UjmBHtzXptl7eH4WNDr8VeYbQ/s320/
Pada tahun 1995 di Kawasan Situs Biting mulai dibangun Perumnas Biting yang tentu saja banyak merusak peninggalan Sejarah (Situs) yang ada. Namun anehnya pihak-pihak terkait yaitu Balai Pelstarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur yang merupakan lembaga penyelamat seolah diam melihat perusakan ini sehingga lebih kurang 15 Hektar kawasan ini rusak oleh pembangunan ini.