Jumat, 29 Mei 2015

Perekonomian Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin

PENDAHULUAN
Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 membuat Indonesia menjalankan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonominya menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur oleh pemerintah). Dengan sistem ini, diharapkan akan bermuara pada kemakmuran bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi. Tapi nyatanya, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah pada masa itu belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
Indonesia pada waktu itu menjurus pada system etatisme, artinya segala-galanya di aturdan di pegang oleh pemerintah.Kegiatan-kegiatan ekonomi banyak diatur oleh peraturan-peraturan pemerintah, sedangkan prinsip-prinsip ekonomi banyak yang diabaikan.Akibatnya, defisit dari tahun ke tahun meningkat 40 kali lipat. Dari Rp. 60,5 miliar pada tahun 1960 menjadi Rp. 2.514 miliar pada tahun 1965, sedangkan penerimaan negara pada tahun 1960 sebanyak Rp. 53,6 miliar, hanya meningkat 17 kali lipat menjadi Rp. 923,4 miliar. Mulai bulan Januari – Agustus 1966, pengeluaran negara menjadi Rp. 11 miliar, sedangkan penerimaan negara hanya Rp. 3,5 miliar. Defisit yang semakin meningkat ditutup dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang.Akibatnya menambah berat angka inflasi.
Dari rincian di atas maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah. Bagaimana pada masa Demokrasi terpimpin tersebut perekonomian Indonesia menjadi lebih baik mulai dari kebijakan Gunting Syarifudin, adanya Sistem Ekonomi Gerakan Benteng, kemudian menasionalisasikan Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi bank Sentral dengan nama Bank Indonesia. Tidak hanya itu kemudian juga ada Sistem Ekonomi Ali-Baba dan Persaingan Ekonomi Finansial hingga adanya Rencana Pembangunan Lima Tahun dan Musyawarah Pembangunan Nasional.

Senin, 11 Mei 2015

Sigmund Freud (Teori Psikoanalisa)

Diantara orang-orang yang berpendidikan dewasa ini, tentu pernah mendenganr tentang Sigmund Freud. Namanya disebut dimana-mana. Dalam surat kabar dan majalahpun tidak jarang kita menemuai nama dokter Austria ini. Di jaman kita ini pengaruhnya amat luas dan menyangkut berbagai bidang. Bukan saja dalam ilmu pengetahuan, melainkan juga dalam seluruh kultur modern terlihat bekas-bekas aktivitas intelektual Freud.

Review: Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa (Abad XVIII - Medio Abad XX). Oleh Djoko Soekiman

Buku “Kebudayaan Indisdan Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di Jawa, Abad XVIII - Medio Abad XX” ini merupakan hasil disertasi dari pak Djoko Soekiman, dosen Fakultas Sastra di UGM Yogyakarta sejak tahun 1963. Disertasinya yang mengungkap mengenai kebudayaan Indis merupakan satu-satunya buku yang mengupas mendalam mengenai kebudayaan Indis yang sudah makin punah dikarenakan peninggalan budayanya seperti bangunan mulai di runtuhkan atau di ganti dengan bangunan yang sudah modern atau di anggap lebih Indonesia.