Pengantar
Republik Turkmenistan (bahasa Turkmenistan: Türkmenistan Respublikasy), juga dikenal sebagai Turkmenia (bahasa Rusia: Туркмения). Sampai tahun 1990, Turkmenistan masih tergabung dalam
konstitusi Uni Soviet, yang
bernama Republik
Sosialis Soviet Turkmenistan.
Setelah Uni Soviet bubar, dan berganti menjadi
Rusia, perlahan-lahan negara-negara di Asia Tengah tersebut melepaskan diri
dari negara induknya dan memerdekakan diri menjadi negara-negara Republik,
seperti Kazakhstan, Turkmenistan, Kyrgystan, Uzbekistan dan Tajikistan.
Negara-negara tersebut dikenal sebagai Central
Asian States (CAS). Asia Tengah kira-kira luas wilayahnya seperempat luas
wilayah Rusia. Negara terluas adalah Kazakhstan (2.669.800 km2), Turkmenistan
(488.100 km2), Uzbekistan (425.400 km2), Kyrgystan (101.300 km2) dan terkecil
adalah Tajikistan (142.000 km2).
Sebagian besar penduduk Turkmenistan
merupakan etnis Turkmen dan diikuti oleh etnis-etnis minoritas
lainnya seperti etnis Uzbek dan Rusia.
Yang lainnya dari etnis Kazakh, Tatar, Ukraina, Azerbaijan, Armenia, dan Balokh.
Persentasi etnis Rusia menurun dari 18.6% pada tahun 1939 menjadi 9.5% pada
tahun 1989.
Di Turkmenistan terdapat warisan sejarah yang
turut andil dalam sejarah Turkmenistan. Di daerah Mary terdapat peninggalan
pada zaman jalur sutra yaitu Ancient Merv yang dulunya merupakan Kota-Oase
utama di Asia Tengah. Köneürgenç merupakan reruntuhan Ibukota Khwarezmia pada
abad ke-XII Köneürgenç. Dan yang terakhir terdapat Benteng Parthia Nisa yang
terletak di daerah Bagyr, Propinsi Ahal, benteng ini merupakan peninggalan dari
kekaisaran Parthia.
Selain itu, Turkmenistan dikenal sebagai
Negara yang memiliki Lubang Neraka. Sebab, di wilayah di jantung Gurun Karakum,
Darvasa, Turkmenistan terdapat sebuah lubang berukuran 2 kali lapangan
sepakbola yang terlihat menganga dengan jilatan api menjulur di sekitarnya.
Penduduk setempat kemudian menjulukinya “Pintu Neraka” karena gambarannya yang
mengerikan. Lokasi sekitar 260 km dari ibukota Ashgabat,
Turkmenistan.
Letak Geografis
Terletak di Asia Tengah yang sebagian besar merupakan wilayah gurun pasir yang
dibatasi oleh barisan pegunungan, menyebabkan 80% wilayahnya diselimuti oleh
gurun Karakum. Di bagian tengah wilayah ini merupakan daerah Dataran rendah
Turpan. Di bagian barat daya wilayah ini terdapat pegunungan Kopet Dag yang
memiliki puncak tertinggi Kuh-e Rizeh (Gunung Rizeh) sekitar 2,912 meter (9,553 kaki).
Di bagian barat negara ini terbentang Barisan
Pegunungan Balkan Besar (sebagian besar terletak di Provinsi Balkan)
dan juga Barisan Pegunungan Köýtendag di bagian timur laut yang berbatasan
dengan Uzbekistan, yakni
di Provinsi Lebap.
Barisan Pegunungan Balkan Besar menjulang tinggi dengan puncak tertingginya
Gora Arlan (Gunung Arlan) sekitar 1,880 meter (6,710 kaki) dan
puncak tertingginya, Ayrybaba yang terletak di Barisan Pegunungan Kugitangtau sekitar
3,137 meter (10,292 kaki). Terbentang pula sungai-sungai besar seperti Amu
Darya, Mughrab dan Hari.
Luas wilayah negara Turkmenistan adalah
488.100 km2, berbatasan dengan Afghanistan dan Uzbekistan di bagian timur,
dengan Kazakhstan dan Uzbekistan di utara, dengan Afghanistan dan Iran di
selatan, dan pada sisi barat Turkmenistan memiliki garis pantai Laut Kaspia
sepanjang 1.768 km yang sekaligus menjadi batas negara ini.
Wilayah Turkmenistan terbagi menjadi lima
provinsi: Balkan di bagian barat, Ahal di selatan, Dashhowuz di utara, Lebap
di timur, dan di tenggara adalah Provinsi Mary. Sementara itu, Ashgabat, yang
merupakan ibu kota negara, berada di Provinsi Ahal.
Keadaan Alam
Sebagian besar wilayah Turkmenistan merupakan
dataran gurun pasir yang beriklim gurun subtropics. Bagian tengah didominasi
oleh Gurun Kara Kum (Garagum), mulai dari titik perbatasan utara sampai ke
perbatasan selatan. Di bagian timur, Pegunungan Pamis Alay mendominasi, dan
di sinilah terdapat Gunung Ayrybaba, yang merupakan puncak tertinggi di Turkmenistan.
Sementara itu di bagian barat daya terdapat kawasan plato Krasnovodsk dan
Ustirt.
Dalam sejarah dunia, wilayah Turkmenistan telah lama
dikenal, terutama oleh berbagai kekaisaran Persia. Pasukan dari berbagai
kerajaan dikirim ke wilayah ini demi mendapat wilayah yang lebih makmur, sebab
secara geografis wilayah ini dilewati beberapa sungai penting. Di antaranya
Sungai Amu Darya, Sungai Tejen, Sungai Murgap, dan Atrek.
Sejarah Turkmenistan
Awal Sejarah
Wilayah Turkmenistan telah lama dikenal banyak orang dalam
sejarah. Banyak pasukan dari berbagai kerajaan yang dikirim ke wilayah ini,
demi mendapatkan wilayah yang lebih makmur. Wilayah ini sudah lama dikenal
terutama oleh berbagai kekaisaran Persia. Sejarah wilayah ini dimulai saat Kaisar Akhemeniyah (Kekaisaran kuno pertama Persia)
menaklukan wilayah ini dan membaginya dalam tiga wilayah, Margiana, Khwarezmia, Parthia.
Aleksander Agung menaklukan wilayah ini pada abad
ke-IV SM pada
perjalanannya menuju Asia Tengah, dan pada saat itu pula Jalur Sutra di bangun sebagai jalur perdagangan utama yang
menghubungkan Asia dan Cekungan Mediterania. Beberapa abad
kemudian, berdiri Kekaisaran Parthia Persia dan membangun ibukotanya di Nisa (Situs Warisan
Dunia UNESCO di Turkmenistan), yang saat ini berada sekitar 18 km ke arah barat
daya Ashgabat. Setelah kejatuhan kekaisaran Parthia,
wilayah ini kerap kali diduduki oleh berbagai kekaisaran Iran untuk beberapa
abad.
Masuknya Islam
Pada abad ke-VII M, bangsa Arab menaklukan wilayah ini dan sekaligus
memperkenalkan Islam dan juga budaya Timur Tengah. Turkmenistan mulai dikenal luas ketika
khalifah Ma'mun Ar-Rasyid dari dinasti Bani Abbasiyah memindahkan ibukota kerajaan Khorasan Raya ke Merw (Situs Warisan Dunia UNESCO di
Turkmenistan).
Pada pertengahan abad ke-XI Kekaisaran Turki Seljuk memusatkan kekuasaan wilayahnya di
Turkmenistan dalam upaya untuk meluaskan wilayah kekaisarannya hingga Khorasan. Pada pertengahan abad ke-XII, kekuasaan Kekaisaran Turki
Seljuk pun jatuh yang dikalahkan oleh Genghis Khan yang pada saat itu berhasil merebut
kekuasaan di wilayah timur Laut Kaspia dalam rangka pengembaraannya ke barat.
Masa Kolonial (Masa Uni Soviet)
Tujuh abad kemudian, bangsa Turkmen hidup dibawah kekuasaan
berbagai kekaisaran dan perang antarsuku. Sekitar abad ke-XVII dan ke-XIX
Masehi, kekuasaan di Turkmenistan diperebutkan oleh Kekaisaran Persia,
Kekahanan Khiva, para Emir dari Bukhara, dan penguasa Afganistan. Selama masa ini,
pemimpin spiritual Turkmen, Magtymguly Pyragy terkenal karena upaya untuk
menjaga kebebasan dan otonomi bagi rakyatnya.
Pada saat itu, wilayah yang luas di Asia Tengah, termasuk
Turkmenistan belum dipetakan dan hampir tidak dikenal secara luas oleh
bangsa Eropa dan Dunia Barat. Persaingan untuk menguasai wilayah tersebut
antara Kekaisaran Inggris dan Kekaisaran Tsar Rusia ditandai dengan Permainan Besar. Sepanjang penaklukan mereka di Asia Tengah, Rusia disambut
dengan perlawanan yang paling berat oleh Turkmenistan. Bagaimanapun juga, pada
tahun 1894 Rusia telah dapat menancapkan pengaruhnya di Turkmenistan dan
memasukkan wilayah itu ke dalam wilayah kekaisarannya.
Berdasarkan Perjanjian Anglo-Rusia 1907,
perang antara Kekaisaran Rusia dengan Kekaisaran Inggris di Asia Tengah pun
usai. Sejak saat itu, Turkmenistan berada penuh dalam kekuasan Kekaisaran Tsar
Rusia. Berbagai pengaruh dari budaya Rusia, termasuk bahasa pun mulai
diperkenalkan kepada bangsa Turkmen. Revolusi Oktober 1917 yang terjadi di
Rusia dan ketidakseimbangan politik menyebabkan keinginan bangsa Turkmen
mendeklarasikan Republik
Sosialis Soviet Turkmenistan, salah satu
dari enam republik di Uni Soviet.
Perubahan besar terjadi dalam kehidupan bangsa
Turkmen. Bangsa Turkmen pun
didorong untuk sekular dan mengadaptasi cara berpakain bangsa Eropa. Aksara
yang digunakan dalam bahasa Turkmen pun diganti dari aksara Arab kuno ke Latin dan pada akhirnya menggunakan Aksara Sirilik.
Namun, membawa bangsa Turkmen untuk
meninggalkan cara-cara tradisional mereka untuk mendukung komunisme tidak
sepenuhnya berhasil hingga akhir tahun 1948. Kebijakan nasional Uni Soviet,
antara tahun 1920 hingga 1930, sebenarnya mempromosikan "Penemuan Tradisi
Bangsa Turkmen". Bangsa Turkmen mendapat perlakuan yang lebih dalam
administrasi Soviet dan sistem pendidikan. Selama tahun Stalin memerintah,
beliau mengizinkan bahasa Turkmen sebagai bahasa resmi di Republik Sosialis Soviet
Turkmenistan.
Masa Kemerdekaan
Ketika Uni Soviet mulai
runtuh, Turkmenistan dan republik Asia Tengah lainnya
cemas akan keadaan negara, karena mereka membutuhkan kekuatan ekonomi dan pasar
umum dari Uni Soviet untuk bisa mencapai kemakmuran. Namun demikian,
Turkmenistan mengumandangkan kemerdekaannya pada tanggal 27 Oktober 1991, dan
merupakan republik terakhir Soviet yang memisahkan diri.
Pada tahun 1991, Turkmenistan bergabung dalam Persemakmuran
Negara-Negara Merdeka, sebuah organisasi
internasional yang anggotanya terdiri dari negara-negara pecahan Uni Soviet.
Namun, Turkmenistan mngurangi status keanggotaannya dalam organisasi tersebut
menjadi "anggota asosiasi" pada Agusus 2004. Pernyataan yang
disampaikan oleh Presiden Turkmenistan bahwa kebijakan negara tersebut akan
netral selamanya.
Pemimpin lama Republik
Sosialis Soviet Turkmenistan, Saparmurat Niyazov menjadi presiden pertama Turkmenistan setelah keruntuhan
Uni Soviet. Di bawah kepemimpinan
beliau, hubungan antara bangsa Rusia dan Turkmen sangat dingin. Beliau menyebut
dirinya sebagai seorang promotor Muslim tradisional dan budaya bangsa Turkmen,
bahkan beliau menyebut dirinya sebagai Türkmenbaşy, yang berarti Pemimpin semua
bangsa Turkmen. Perpanjangan kekuasaan beliau bertambah besar pada awal 1990an,
dan pada tahun 1999, beliau menjadi Presiden seumur hidup.
Beliau meninggal dunia pada 21 Desember 2005 tanpa meninggalkan pewaris.
Seorang mantan wakil perdana menteri dikabarkan adalah anak tidak sahnya
beliau. Gurbanguly Berdymukhamedov dipilih untuk menggantikan beliau pada 11
Februari 2007 melalui pemilihan umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar