Jika di Indonesia kita mengenal
Jendral Soedirman sebagai jendral yang pemberani. Namun, jauh sebelum Jendral
Soedirman lahir atau ada di negeri Cina sudah ada jendral yang juga pemberani.
Bagi yang menyukai tentang sejarah dari negeri Cina atau suka main game
strategi bernama Dynasty Warrior pasti akan mengenalnya sebagai orang yang
gagah, kuat, dan berani. Siapa tahu bahwa Guan Yu seorang jendral yang terlihat
gagah bahkan menyeramkan bagi musuhnya ini ternyata memiliki sifat yang setia.
Sifat setia ini adalah untuk kedua saudaranya yaitu Liu Bei (kakak tertua) dan
Zhang Fei (adik termuda).
Guan Yu adalah seorang jenderal
terkenal dari. Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong,
atau Kwan Ie, dilahirkan di
kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota, ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang. Tidak ada rincian dari
waktu kelahirannya ditemukan dalam catatan sejarah sampai akhir , ketika
makam Guan Yu ditemukan, bantalan beberapa rincian dari keluarganya. Itu
ditulis bahwa Guan Yu sebenarnya lahir dari sebuah keluarga pendeta. Nama
kakeknya adalah Guan Shen. Nama ayahnya adalah Guan Yi. Guan Yu
kira-kira lahir pada tahun 160 dan seperti nenek moyangnya, ia sering
membaca kitab klasik. Dia kemudian menikahi dengan Lady Hu dan mengangkat seorang anak bernama Guan Ping.
Guan Yu adalah salah satu jendral yang ada pada masa Tiga
Negara yang pernah ada di negeri Tiongkok atau Cina. Guan Yu adalah salah satu
dari 5 orang jendral yang terkenal pada masanya. Lima orang ini dikenal dengan
nama 5 Jendral Macan Shu Han. Lima orang ini adalah Guan Yu, Zhang Fei, Zhao
Yun, Ma Chao, dan Huang Zhong. Shu Han sendiri adalah nama dari Dinasti mereka
yang didirikan oleh Liu Bei.
Guan Yu sebenarnya tidak ada hubungan darah dengan Liu Bei
dan Zhang Fei. Ikatan saudara mereka terjalin ketika pada waktu itu Liu Bei
mencari bantuan untuk menghadapi para pemberontak. Dari itulah ikatan saudara
terbentuk karena kemanapun Liu Bei pergi pasti Guan Yu dan Zhang Fei akan turut
membantunya.
Banyak sekali pertempuran yang ia hadapi bersama Liu Bei dan
Zhang Fei. Seperti Pemberontakan Sorban Kuning, kemudian bergabung dengan aliansi
yang dibuat oleh Cao Cao dengan Liu Bei untuk menghadapi Dong Zhuo yang dibantu
oleh Lu Bu. Selain itu, ia juga turut dalam Pertempuran Baijiman, Pertempuran
Red Cliff atau Pertempuran Chibi, Pertempuran Jiangling dan yang terakhir
adalah Pertempuran Fan Castle.
Kesetian Guan Yu terjadi pada tahun 200 M tepatnya ketika
Cao Cao yang pada waktu berhasil mengalahkan Liu Bei dan menguasai wilayahnya
itu menangkap Guan Yu dan mengangkatnya sebagai perwira dengan pangkat Letnan
Jendral. Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi
lama kelamaan tahu bahwa Guan Yu ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan
Zhang Liao untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat
memahami penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah
memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati bersamanya dan
tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya, tetapi saya
mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar kebaikan Cao Cao."
Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang terkesan dengan kebaikannya.
Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti Guan Yu akan segera
meninggalkannya, maka ia segera membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel
semua hadiah itu sambil menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi
menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah anak buahnya mengejar sambil berkata
"Semua punya tuannya masing-masing, janganlah kita memburunya."
Dari hal diatas dapat
dilihat kesetian seorang Jendral Guan Yu yang begitu besar kepada Liu Bei dan
Zhang Fei. Meskipun ditangkap dan dijadikan Letnan Jendral oleh musuhnya bahkan
dibanjiri hadiah ia tetap memiliki kesetiaan yang kuat. Bahkan ia berani pergi
dari musuhnya meskipun ia harus menghadapi musuh yang kuat, itu semua hanya
untuk bertemu dengan saudara-saudaranya dan menjaga kesetiaannya.
Selain itu, Guan Yu
memiliki kegigihan dengan Jendral Soedirman. Jendral Soedirman tetap gigih
melawan musuhnya meskipun beliau sakit keras. Hal serupa juga pernah dialami
oleh Jendral Guan Yu. Pada waktu pertempuran dengan Meng Tan dan Han Fu. Dengan
kuda Red Hare (kuda merah yang pernah dimiliki oleh Lu Bu) pemberian dari Cao
Cao ia berhasil mengalahkan Meng Tan dengan menebasnya meskipun begitu ia
terkena panah di lengan kirinya oleh Han Fu. Walaupun ia terluka tanpa takut,
Guan Yu mengejar Han Fu dan menebasnya.
Pada
219, Guan Yu menyerang kota musuh terdekat di Fancheng, lalu mengepung kota
itu. Pada musim gugur, hujan lebat di wilayah itu menyebabkan meluap. Banjir
menghancurkan pasukan bala bantuan dari Cao Cao yang dipimpin oleh Pang De. Keduanya,
Yu Jin dan Pang De ditangkap oleh Guan Yu dalam pertempuran. Namun, bala
bantuan yang dipimpin oleh Xu Huang berhasil memaksa pasukan Guan Yu untuk
mundur.
Pada
saat itu, Guan Yu menyadari bahwa Sun Quan diam-diam telah membentuk aliansi
dengan Cao Cao dan menyerbu Jingzhou ketika ia menyerang Fancheng. Mi Fang dan Shi Ren,
yang ia meninggalkan tanggung jawab atas Provinsi Jing, telah menyerah kepada
Sun Quan. Ketika pasukan Guan Yu menerima kabar bahwa keluarga mereka di
Provinsi Jing telah jatuh ke dalam kendali Sun Quan, beberapa dari mereka mulai
membelot dan kembali ke Provinsi Jing untuk menyatukan kembali dengan keluarga
mereka.
Tentara
Guan Yu yang terkuras karena desersi (pembelotan) sehingga ia berusaha untuk
mundur ke Provinsi Jing di barat namun dikelilingi dan dikepung oleh
pasukan Sun Quan di Maicheng (sebelah tenggara dari Nama Sekarang Dangyang, Hubei. Guan
Yu berusaha untuk keluar dari pengepungan dengan anaknya Guan Ping dan
bawahannya Zhao Lei namun
gagal. Mereka ditangkap di Zhang Town dan dieksekusi. Sun Quan
mengirim kepala Guan Yu terputus ke Cao Cao, yang melakukan upacara pemakaman
yang tepat dan mengubur kepala Guan dengan kehormatan penuh. Pada 260, Liu Shan (Kaisar
Kedua Shu), memberi gelar anumerta kepada Guan Yu ”Marquis
Zhuangmou” yang menyatakan bahwa “Guan Yu tidak hidup dalam namanya tidak
terbatas dari kemampuannya”
Itulah kisah
kesetiaan dan keberanian dari seorang Jendral Guan Yu. Bagi saya pribadi beliau
adalah sosok yang patut dicontoh dalam hal keberanian, kegigihan, dan juga
kesetiaannya.
Guan ping bukan anak kandung
BalasHapusTerimakasih atas komentarnya ini menjadi referensi juga bagi saya.
Hapushttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/carragher-guardiola-bisa-bawa.html
BalasHapushttp://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/sandiaga-penempatan-pkm-di-tanah-abang.html
http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aduq-bandar-poker-bandarq-capsa-susun.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM