Selasa, 11 Februari 2014

Guan Yu (Sang Jendral Pemberani dan Gigih yang Setia akan Saudaranya)

            Jika di Indonesia kita mengenal Jendral Soedirman sebagai jendral yang pemberani. Namun, jauh sebelum Jendral Soedirman lahir atau ada di negeri Cina sudah ada jendral yang juga pemberani. Bagi yang menyukai tentang sejarah dari negeri Cina atau suka main game strategi bernama Dynasty Warrior pasti akan mengenalnya sebagai orang yang gagah, kuat, dan berani. Siapa tahu bahwa Guan Yu seorang jendral yang terlihat gagah bahkan menyeramkan bagi musuhnya ini ternyata memiliki sifat yang setia. Sifat setia ini adalah untuk kedua saudaranya yaitu Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik termuda).
Hasil gambar untuk guan yu
Guan Yu adalah seorang jenderal terkenal dari. Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong, Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten Jie, wilayah Hedong (sekarang kota, ia bernama lengkap Guan Yunchang atau Kwan Yintiang. Tidak ada rincian dari waktu kelahirannya ditemukan dalam catatan sejarah sampai akhir , ketika makam Guan Yu ditemukan, bantalan beberapa rincian dari keluarganya. Itu ditulis bahwa Guan Yu sebenarnya lahir dari sebuah keluarga pendeta. Nama kakeknya adalah Guan Shen. Nama ayahnya adalah Guan Yi. Guan Yu kira-kira lahir pada tahun 160 dan seperti nenek moyangnya, ia sering membaca kitab klasik. Dia kemudian menikahi dengan Lady Hu dan mengangkat seorang anak bernama Guan Ping.
Guan Yu adalah salah satu jendral yang ada pada masa Tiga Negara yang pernah ada di negeri Tiongkok atau Cina. Guan Yu adalah salah satu dari 5 orang jendral yang terkenal pada masanya. Lima orang ini dikenal dengan nama 5 Jendral Macan Shu Han. Lima orang ini adalah Guan Yu, Zhang Fei, Zhao Yun, Ma Chao, dan Huang Zhong. Shu Han sendiri adalah nama dari Dinasti mereka yang didirikan oleh Liu Bei.
Guan Yu sebenarnya tidak ada hubungan darah dengan Liu Bei dan Zhang Fei. Ikatan saudara mereka terjalin ketika pada waktu itu Liu Bei mencari bantuan untuk menghadapi para pemberontak. Dari itulah ikatan saudara terbentuk karena kemanapun Liu Bei pergi pasti Guan Yu dan Zhang Fei akan turut membantunya.
Banyak sekali pertempuran yang ia hadapi bersama Liu Bei dan Zhang Fei. Seperti Pemberontakan Sorban Kuning, kemudian bergabung dengan aliansi yang dibuat oleh Cao Cao dengan Liu Bei untuk menghadapi Dong Zhuo yang dibantu oleh Lu Bu. Selain itu, ia juga turut dalam Pertempuran Baijiman, Pertempuran Red Cliff atau Pertempuran Chibi, Pertempuran Jiangling dan yang terakhir adalah Pertempuran Fan Castle.
Kesetian Guan Yu terjadi pada tahun 200 M tepatnya ketika Cao Cao yang pada waktu berhasil mengalahkan Liu Bei dan menguasai wilayahnya itu menangkap Guan Yu dan mengangkatnya sebagai perwira dengan pangkat Letnan Jendral. Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu bahwa Guan Yu ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati bersamanya dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya, tetapi saya mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar kebaikan Cao Cao." Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti Guan Yu akan segera meninggalkannya, maka ia segera membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah itu sambil menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah anak buahnya mengejar sambil berkata "Semua punya tuannya masing-masing, janganlah kita memburunya."
Dari hal diatas dapat dilihat kesetian seorang Jendral Guan Yu yang begitu besar kepada Liu Bei dan Zhang Fei. Meskipun ditangkap dan dijadikan Letnan Jendral oleh musuhnya bahkan dibanjiri hadiah ia tetap memiliki kesetiaan yang kuat. Bahkan ia berani pergi dari musuhnya meskipun ia harus menghadapi musuh yang kuat, itu semua hanya untuk bertemu dengan saudara-saudaranya dan menjaga kesetiaannya.
Selain itu, Guan Yu memiliki kegigihan dengan Jendral Soedirman. Jendral Soedirman tetap gigih melawan musuhnya meskipun beliau sakit keras. Hal serupa juga pernah dialami oleh Jendral Guan Yu. Pada waktu pertempuran dengan Meng Tan dan Han Fu. Dengan kuda Red Hare (kuda merah yang pernah dimiliki oleh Lu Bu) pemberian dari Cao Cao ia berhasil mengalahkan Meng Tan dengan menebasnya meskipun begitu ia terkena panah di lengan kirinya oleh Han Fu. Walaupun ia terluka tanpa takut, Guan Yu mengejar Han Fu dan menebasnya.
Pada 219, Guan Yu menyerang kota musuh terdekat di Fancheng, lalu mengepung kota itu. Pada musim gugur, hujan lebat di wilayah itu menyebabkan  meluap. Banjir menghancurkan pasukan bala bantuan dari Cao Cao yang dipimpin oleh Pang De. Keduanya, Yu Jin dan Pang De ditangkap oleh Guan Yu dalam pertempuran. Namun, bala bantuan yang dipimpin oleh Xu Huang berhasil memaksa pasukan Guan Yu untuk mundur.
Pada saat itu, Guan Yu menyadari bahwa Sun Quan diam-diam telah membentuk aliansi dengan Cao Cao dan menyerbu Jingzhou ketika ia menyerang Fancheng. Mi Fang dan Shi Ren, yang ia meninggalkan tanggung jawab atas Provinsi Jing, telah menyerah kepada Sun Quan. Ketika pasukan Guan Yu menerima kabar bahwa keluarga mereka di Provinsi Jing telah jatuh ke dalam kendali Sun Quan, beberapa dari mereka mulai membelot dan kembali ke Provinsi Jing untuk menyatukan kembali dengan keluarga mereka.
Tentara Guan Yu yang terkuras karena desersi (pembelotan) sehingga ia berusaha untuk mundur ke Provinsi Jing di barat namun dikelilingi dan dikepung oleh pasukan Sun Quan di Maicheng (sebelah tenggara dari Nama Sekarang DangyangHubei. Guan Yu berusaha untuk keluar dari pengepungan dengan anaknya Guan Ping dan bawahannya Zhao Lei namun gagal. Mereka ditangkap di Zhang Town dan dieksekusi. Sun Quan mengirim kepala Guan Yu terputus ke Cao Cao, yang melakukan upacara pemakaman yang tepat dan mengubur kepala Guan dengan kehormatan penuh. Pada 260, Liu Shan (Kaisar Kedua Shu), memberi gelar anumerta kepada Guan Yu  ”Marquis Zhuangmou” yang menyatakan bahwa “Guan Yu tidak hidup dalam namanya tidak terbatas dari kemampuannya”

Itulah kisah kesetiaan dan keberanian dari seorang Jendral Guan Yu. Bagi saya pribadi beliau adalah sosok yang patut dicontoh dalam hal keberanian, kegigihan, dan juga kesetiaannya.

3 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih atas komentarnya ini menjadi referensi juga bagi saya.

      Hapus
  2. http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/carragher-guardiola-bisa-bawa.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/sandiaga-penempatan-pkm-di-tanah-abang.html
    http://kreasimasadepan441.blogspot.com/2017/12/aduq-bandar-poker-bandarq-capsa-susun.html

    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
    - WHATSAPP : +62813-2938-6562
    - LINE : DOMINO1945.COM

    BalasHapus