Selasa, 27 Agustus 2013

Kerajaan Lamajang Tigang Juru



Lumajang merupakan daerah yang terletak di kawasan tapal kuda di Provinsi Jawa Timur. Letak Lumajang ialah diapit oleh tiga gunung yakni, Gunung Semeru, Gunung Lemongan, dan Gunung Bromo. Karena letaknya yang diapit oleh tiga gunung, daerah di Lumajang sangatlah subur.
Lumajang adalah daerah yang sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Daha pada masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada prasasti Mula Malurung sudah dikenal nama Lamajang yang merupakan nama kuno Lumajang. Prasasti ini ditemukan dengan angka tahun 1177 saka atau 1255 masehi dan nama Lamajang dikenal secara resmi.

Secara spiritual nama Lamajang berarti Luma (rumah) dan Hyang (Dewa) yang berarti rumahnya para Dewa atau rumah yang suci. Dan secara material yaitu pandangan setiap orang yang melihat daerah sebelah timur Gunung Semeru akan tampak seperti Lumah yang menjadi Ajang atau dengan kata lain seperti tempat nasi atau tempat yang subur dan makmur.
Lamajang pada masa Kerajaan Daha dan Singosari merupakan daerah yang penting. Pada waktu Kerajaan Daha, daerah Lamajang tepatnya di Gunung Semeru dijadikan tempat ritual. Bukti ini adalah dengan ditemukan Prasasti Tesirejo dan Arca Lembu Nandini. Sedangkan pada waktu Kerajaan Singosari, selain dijadikan tempat ritual, Lamajang juga dijadikan tempat lumbung pemenuh kebutuhan kerajaan. Daerah ini sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Candipuro. Hal ini diketahui dengan ditemukannya Candi Gedong Putri.
Pendiri Kerajaan Lamajang ini adalah adipati Sumenep yakni Banyak Wide atau Arya Wiraraja. Banyak wide dilahirkan di daerah Nangkaan (Ranuyoso). Banyak Wide merupakan keturunan brahmana dan karirnya diawali dengan mengabdi kepada Wangsa Rajasa. Karena kecerdasannya, Banyak Wide dinobatkan sebagai adipati di Sumenep oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari. Selain itu, pada saat Raden Wijaya melarikan diri ke Madura, Banyak Wide menyambut keluarga Raden Wijaya dan membantunya berperang melawan Jayakatwang dan pasukan Mongol. Ketika bumi Jawa sudah kembali tenang, berdasarkan perjanjian Sumenep, Raden Wijaya membagi Jawa Timur menjadi 2 yakni, Jawa Timur bagian barat beribukota di Trowulan dengan Kerajaan bernama Majapahit dan Jawa Timur bagian Timur beribukota di Lamajang dengan nama Kerajaan Lamajang Tigang Juru.
Lamajang Tigang Juru didirikan hamper bersamaan dengan berdirinya Kerajaan Majapahit. Sedangkan Banyak Wide dinobatkan sebagai raja Kerajaan Lamajang Tigang Juru pada hari Kamis Legi, wuku landep, tanggal 25 bulan Bhadrapada (bulan karo) tahun 1216 saka yang bertepatan dengan tanggal 26 Agustus 1294 Masehi. Nama gelar Arya Wiraraja sendiri berarti: Arya adalah orang pembesar atau bangsawan, Wira adalah pemberani sedang raja adalah Pemimpin. Jadi, Arya Wiraraja berarti adalah seorang pembesar dan pemimpin yang berani.
Keraton Kerajaan Lamajang Tigang Juru ini berada di Arnon yang sekarang bernama Kutorenon. Di sana selain terdapat keraton kerajaan, juga terdapat benteng yang kokoh dimana ketebalan bentengnya adalah 4-6 meter, tinggi antara 6-10 meter dengan 3 sungai besar, yaitu Bondoyudo di sebelah timur, Bodang atau Wingong di sebelah timur, dan Ploso di sebelah barat, sedangkan 1 sungai buatan, yaitu Cangkring ada di sebelah selatan. Perbentengan ini dilengkapi dengan sistem menara pengawas yang sampai sekarang ada 6 pengungakan. Letak keraton ini tepat berada di Lamajang Tengah sehingga memudahkan untuk mengontrol daerah Lamajang Utara yang difungsikan untuk pertahanan dan Lamajang Selatan yang difungsikan sebagai pelabuhan.
Kerajaan Lamajang Tigang Juru dan Kerajaan Majapahit memiliki hubungan yang baik karena kedua raja dari masing-masing kerajaan ini saling menghormati satu sama lain. Hal ini dibuktikan dengan ditempatkannya anak-anak dan kerabat dekat Arya Wiraraja pada posisi penting di Kerajaan Majapahit.
Hubungan kedua kerajaan ini mulai berkurang dengan diawali pemberontakan Ronggolawe yang tidak puas dengan pengangkatan Nambi saudaranya sendiri. Selain itu, fitnah yang dilakukan Mahapatih yang berasal dari Wangsa Sinelir juga turut mempengaruhi.
Pergantian kedudukan raja di Majapahit dari Kertarajasa ke anaknya yakni Jayanegara menjadi awal perang dingin antara Lamajang Tigang Juru dengan Majapahit. Adanya Arya Wiraraja membuat Jayanegara menunda perang melawan Lamajang karena Arya Wiraraja merupakan orang yang disegani di Majapahit.
Ketika meninggalnya Arya Wiraraja, Nambi yang pulang ke Lamajang mendapat serangan mendadak dari pasukan Majapahit. Nambi turut gugur dalam serangan itu karena taktik licik yakni melawan Nambi dengan 3 orang panglima sekaligus. Setelah kematian Nambi, kerajaan Lamajang Tigang Juru pun jatuh ketangan pasukan Majapahit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar