Selamat datang di blog Artikel Bandem
Blog yang sudah lama vakum ini kembali akan membahas mengenai Sejarah dan akan dimulai dari sejarah Indonesia yaitu tentang Sejarah Pembentukan Bumi dan Nenek Moyang Bangsa Indonesia dan akan saya bagi menjadi Insya Allah beberapa part,
Jadi silahkan membaca dan menikmati ulasan yang saya berikan sebaik-baiknya dan jika ada kesalahan tinggalkan kritik dan saran di kolom komentar. Terimakasih
Sejarah Pembentukan Bumi Berdasarkan Zaman
Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapian (ed). 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah. jilid I. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gambar Peta Zoogeografi Kepulauan Indonesia
1.
Zaman Prakambrium (4,5 Milyar – 290 Tahun yang
lalu)
a.
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa
Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan
batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan masa
ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah
masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk setelah pendinginan
bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic /
Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan
hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur
kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal terbentuknya
Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam
samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah
ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira
3.500.000.000 tahun.
b.
Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun
lalu)
Proterozoikum artinya masa
kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan
atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel
tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Enkaryotes ini
akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini
organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur,
cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya
dijumpai sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal
sebagai masa Pra-Kambrium.
2.
Zaman Paleozoikum
a.
Masa Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria”
nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana, dimana batuan berumur kambrium
pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai
muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. Hewan
zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang
umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral,
Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut
Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal Antartika, Afrika, India,
Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara,
dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
b.
Masa Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh
munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa
hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral,
Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut)
dan Bryozona.
Koral dan Alga berkembang
membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari mangsa. Graptolit dan
Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar.
Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini.
Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di
antaranya.
c.
Masa Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Masa silur merupakan waktu
peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul pertama
kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa
(Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman
ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung. Selama zaman
Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan
Pantai Amerika Utara
d.
Masa Devon (410-360 juta tahun lalu)
Masa Devon merupakan zaman
perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan
ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan
masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak
menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama
kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika
Utara dan Tanah Hijau (Green Land).
e.
Masa Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya
dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan ampibi
meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan
paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini
benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut
Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan. Di belahan
bumi utara, iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang
berisi dan sekarang tersimpan sebagai batubara.
f.
Masa Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah
propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan
Grikgo primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm
diakhiri dengan kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan
ikan menjadi punah. Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu
massa daratan, Lapisan es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan
Afrika, membendung air dan menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan
kondisi gurun pasir mulai terbentuk di bagian utara bumi.
3.
Zaman Mezosoikum
a.
Masa Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat
jumlahnya, sementara amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut
berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia
menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang.
Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang
hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem
berkembang dan Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun
terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai
terbentuk di Pangea.
b.
Masa Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat
umum. Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai
daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai
angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati
pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan
Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.
Pangea terpecah dimana Amerika
Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika Selatan melepaskan diri
dari Antartika dan Australia. zaman ini merupakan zaman yang paling menarik
anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic Park.
c.
Masa Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan
reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama
kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai
berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul.
India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari
kehidupan biantang-binatang raksasa.
4.
Zaman Kenozoikum atau Neozoikum
a.
Masa Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi
perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi
berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan,
moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang.
Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak
variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada
zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti
seiring dengan perubahan cuaca secara global
b.
Masa Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala
Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8 juta tahun yang
lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala
Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen paling sedikit
terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial sebagian besar
Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen,
Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es ini terdapat
jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus
yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia
Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna
yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup
sekarang.
Sumber Website Going To Tehran |
Asal-Usul Nenek
Moyang Bangsa Indonesia
1.
Teori
Beberapa teori yang akan dibahas
di antaranya teori Yunnan, teori Nusantara, teori Out of Africa, dan
teori Out of Taiwan
a.
Teori Yunnan
Teori Yunan menyatakan asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Tiongkok. Ada sejumlah ahli
yang mendukung teori ini. Para ahli tersebut ialah R.H Geldern, J.H.C. Kern,
J.R. Foster, dan J.R. Logon.
Secara garis besar, teori ini
memiliki beberapa dasar utama. Pertama, teori tersebut didukung oleh penemuan
kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kesamaan dengan kapak tua yang
terdapat di wilayah Asia Tengah. Hal tersebut menunjukkan ada proses migrasi
manusia dari wilayah Asia Tengah menuju ke Kepulauan Nusantara.
Selain itu, dasar kedua yang
mendasari pendapat bahwa manusia Indonesia berasal dari Yunan ialah ditemukan
adanya kesamaan bahasa yang berkembang di Kepulauan Nusantara dengan bahasa
yang ada di Kamboja, yaitu bahasa Melayu Polinesia.
Hal tersebut menandakan bahwa
penduduk yang berada di Kamboja berasal dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai
Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari
mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke wilayah Nusantara. Adanya kesamaan
bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menunjukan adanya hubungan dengan
dataran Yunan.Teori Yunan tak hanya didukung oleh para ahli dari luar negeri,
termasuk juga ahli dalam negeri, yakni Moh. Ali. Ia menyatakan asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia merupakan manusia yang berasal dari Yunan yang didasari
oleh ada dugaan migrasi atau perpindahan dari daerah Mongol keke selatan
lantaran terdesak dengan bangsa-bangsa lain, khususnya bangsa yang lebih kuat.
Berdasarkan teori Yunan, proses
migrasi tersebut melalui tiga gelombang. Ketiga gelombang tersebut terdiri dari
orang Negrito, Proto Melayu, dan Deutro Melayu.
b.
Teori Nusantara
Teori Nusantara ini sangat
berbeda dengan teori Yunan. Dalam teori Nusantara disebutkan bahwa manusia
Indonesia berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri, bukan melalui proses
migrasi dari daerah lain. Teori Nusantara didukung oleh Mohammad Yamin, J.
Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Gorys Keraf.
Dasar teori Nusantara ini
mencakup beberapa hal. Pertama, teori Nusantara berdasarkan pada bangsa Melayu
merupakan bangsa yang telah memiliki peradaban yang tinggi. Pandangan itu
didasari oleh hipotesis bahwa bangsa Melayu sudah melalui proses perkembangan
budaya sebelumnya. Kesimpulannya bangsa Melayu berasal dan berkembang di
Nusantara, bukan dari luar yang berpindah ke wilayah Nusantara.
Lalu, teori tersebut didukung
pula dengan adanya kesamaan antara bahasa Melayu dengan bahasa Kamboja dinilai
merupakan suatu kebetulan. Lalu, penemuan Homo soloensis dan Homo
wajakensis di Pulau Jawa memberi tanda bahwa ada peluang bangsa Melayu
keturunan manusia kuno berasal dari Jawa. Argumen terakhir dari teori ini
didasari adanya perbedaan bahasa. Hal itu tampak dari bahasa Austronesia yang
berkembang di daerah Nusantara dengan bahasa yang berkembang di wilayah Asia
Tengah, yaitu bahasa Indo-Eropa.
c.
Teori Afrika (Out of Africa)
Teori ini lebih berbeda lagi dari
dua teori sebelumnya. Teori ini menyatakan bahwa manusia Indonesia berasal dari
Afrika.
Pendapat ini berdasarkan kajian
ilmu genetika melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen
laki-laki. Mereka bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia. Teori ini
juga menyebutkan bahwa manusia Afrika melakukan perpindahan dari Afrika menuju
Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu.
Dalam teori ini, disebutkan bahwa
sekitar 70.000 tahun yang lalu, bumi memasuki akhir dari zaman glasial ketika
permukaan air laut menjadi lebih dangkal disebabkan oleh air yang masih
berbentuk gletser. Pada masa itu, memungkinkan manusia menyeberangi lautan hanya
dengan menggunakan perahu yang masih sederhana.
Manusia Afrika yang melakukan
perpindahan menuju Asia terpecah menjadi beberapa kelompok. Terdapat kelompok
yang tinggal sementara di wilayah Timur Tengah (Asia Barat Daya). Kelompok
lainnya melakukan migrasi dengan menyusuri Pantai Semenanjung Arab menuju
India, Asia Timur, Indonesia sampai ke Australia.
Hal tersebut diperkuat dengan
penemuan fosil laki-laki di wilayah Lake Mungo. Ada dua jalur migrasi yang
diperkirakan ditempuh manusia pada masa itu, yakni jalur menuju Lembah Sungai
Nil yang melintasi Semenanjung Sinai kemudian ke Utara melewati Arab Levant dan
jalur yang melewati Laut Merah.
d.
Teori Out of Taiwan
Teori Out of Taiwan ini
memiliki pandangan mirip dengan teori Out of Africa. Teori Out
of Taiwan menyatakan bahwa asal-usul manusia Indonesia berasal dari
Kepulauan Famosa atau Taiwan. Teori yang didukung oleh pakar Harry Truman
Simanjuntak didasari sejumlah argumentasi.
Pertama, menurut teori ini, tidak
adanya pola genetika yang sama antara kromosom manusia Indonesia dengan manusia
yang berada di Tiongkok. Lalu, masih menurut teori ini, bahasa yang digunakan
dan berkembang di wilayah Nusantara adalah bahasa yang merupakan rumpun
Austronesia. Rumpun Austronesia ini digunakan oleh leluhur bangsa Indonesia
yang menetap di Pulau Formosa.
2.
Gelombang Migrasi Asal-usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia (Teori Yunnan)
Sumber Website Jejak Sejarah |
a. Bangsa Negrito (sekitar 10.000 tahun yang lalu)
Sumber Wikipedia |
Sebelum kedatangan Kelompok –
kelompok Melayu Tua dan Melayu Muda, Kepulauan Indonesia terlebih dahulu
dimasuki oleh bangsa Negrito dan Weddid. Sebutan Negrito diberikan oleh orang
Spanyol karena memiliki kulit yang hitam yang mirip dengan jenis – jenis Negro.
Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan
letak mata yang dalam sehingga tampak seperti berang, Kulit mereka coklat tua
dan memiliki tinggi rata-rata 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa
yang terdapat di pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang – orang Weddid di
Nusantara cukup luas, Misalnya Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai), Dan
di Sulawesi pojok tenggara (Toala,Tokea,Tomuna).
Ciri –ciri bangsa Negrito :
·
Berkulit hitam , Rambut keriting , ukuran badan
pendek.
·
Berhidung lebar, berbibir penuh, bermata bundar.
b.
Bangsa Proto Melayu (sekitar 1500 sebelum
masehi)
Proto Melayu merupakan Nenek
moyang Indonesia yang datang pada tahun 1500 SM. Mereka adalah orang-orang
Austronesia yang memasuki Wilayah Nusantara melalui dua jalur yaitu Jalur barat
melalui Malaysia - Sumatera Dan Jalur Timur melalui Philipina - Sulawesi.
Proto Melayu memiliki Ciri-Ciri
sebagai berikut:
·
Memilki Rambut Lurus, Kulit kuning kecoklatan,
Dan bermata sipit.
·
Mendiami daerah – daerah Indonesia bagian Timur,
seperti Dayak, Toraja, Mentawai, Nias,dan Papua
Proto Melayu membawa peradaban
Batu di Indonesia yaitu bercocok tanam dan bangsa ini memiliki peninggalan
berupa : Kapak Persegi, Kapak Bahu, Kapak Lonjong, Pemukul Kayu. Penduduk asli
dan Ras Proto Melayu pun melebur , Mereka kemudian menjadi suku bangsa Batak,
Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo. Kehidupan mereka yang melebur menyebabkan ras
Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam
dikemudian hari. Para ras Proto Melayu mendapat pengaruh Kristen sejak mereka
mengenal para Penginjil yang masuk ke daerah mereka dan memperkenalkan agama
Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak
hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan
mereka dari kepulauan Indonesia, Sementara suku Batak yang mengambil jalur barat
menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat.
c.
Deuto Melayu (sekitar 300 sebelum masehi)
Deutro melayu merupakan Nenek
moyang setelah Proto Melayu. Mereka datang pada 400-300 SM. Bangsa ini telah
berhasil melakukan pencampuran budaya dengan para pendahulunya yaitu Proto
Melayu. Deutro Melayu masuk ke Indonesia melewati . Mereka menempuh rute dari
Yunan – Vietnam , Malaysia – Indonesia. Mereka telah mampu membuat barang dari
bahan – bahan Logam seperti Perunggu dan Besi. Diyakini berasal dari Dong Son
(Vietnam) dan dikenal sebagai pelaut-pelaut andal serta keahlian membuat
barang.
Contoh peninggalan Deutro Melayu
yang terbuat dari bahan Logam yaitu : Kapak separtu, Kapak Corong, dan Nekara.
Selain dari bahan logam , Deutro Melayu memiliki peninggalan benda yang terbuat
dari bahan batu seperti : Menhir, Dolmen, Sarkopagus, Kubur Batu, dan Punden
berundak – undak.
Deutro Melayu memiliki Ciri-ciri
sebagai berikut :
·
Dapat membuat benda – benda berbahan dasar
Logam.
·
Suku Melayu,Makassar,Jawa,Sunda,Bugis,Minang,
dll adalah keturunan asli bangsa ini.
Deutro Melayu memiliki kemampuan
dalam bidang pengolahan tanah yaitu Mereka dapat membuat irigasi pada
tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan, dengan membabat hutan
terlebih dahulu. Kedatangan ras Deutro Melayu di kepulauan Indonesia semakin
lama semakin banyak. Mereka pun berpindah mencari tempat baru ke hutan – hutan
sebagai tempat hunian baru. Pada akhirnya Proto dan Deutro membaur dan menjadi
Penduduk kepulauan Indonesia. Pada masa selanjutnya mereka sulit untuk
dibedakan. Proto Melayu hidup di Gayo dan Alas di Sumatra Utara , serta Toraja
di Sulawesi. Sementara itu , semua penduduk di kepulauan Indonesia , Kecuali
penduduk Papua yang tinggal di sekitar pulau – pulau Papua, Adalah ras Deutro
Melayu. Terjadi kawin-mawin (kohabitasi) dengan bangsa Proto Melayu, yang
melahirkan nenek moyang bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar