Sabtu, 26 September 2015

8 Hewan Asli Indonesia Yang Terancam Punah (Versi Artikel Bandem)

Dunia kehilangan puluhan spesies setiap hari dalam apa yang disebut para ilmuwan sebagai ‘kepunahan massal keenam’ dalam sejarah Bumi. Sebanyak 30%-50% dari semua spesies di dunia bergerak menuju kepunahan pada pertengahan abad ini, dan tak ada yang bisa disalahkan kecuali kita sendiri.
Keanekaragaman flora dan fauna diindonesia adalah kekayaan alam yang tidak ternilai  dari sebuah keaneka ragaman hayati yang kita miliki, populasi hewan menjadi faktor terpenting untuk kelestarian alam yang ada di indonesia untuk menjaga keseimbangan alam dalam sebuah rantai makanan pada hewan, populasi hewan langka yang ada di indonesia mengalami penurunan yang signifikan hal ini dipicu oleh terjadinya kerusakan hutan yang cukup memprihatinkan ditambah sebagian ulah manusia yang mengekplotasi hewan langka menjadi bahan buruan untuk diperjual belikan di pasar gelap yang menyebabkan semakin bertambahnya hewan langka yang ada di indoneisa. Mungkin anak cucu kita nanti hanya bisa melihat foto-foto ini, karena binatang-binatang asli Indonesia ini sudah diambang kepunahan dan berikut adalah :
http://lh6.googleusercontent.com/-28JgdskV7ZA/TiGeoSHPFyI/AAAAAAAAA18/HF_7SHY7R5A/https://kpbs.media.clients.ellingtoncms.com/img/photos/2010/02/04/https://i.ytimg.com/vi/V_lECf7bwRw/
http://www.hatibarutour.com/image-product/http://www.profauna.net/sites/default/files/https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuwEJ0d6qNoMOvJeQizHVmHjPyIuoTtUnLzv1M16OYOkAHZVQg6lkTHEv8Q23r-UnLLLZFHert9Phy0MqmO9eQOq0R6lbUJZ75ecBZgJzANa1H8i2__1_cV34_VsAaaJFYZEI9Ypet2Hg/s1600/https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6d/http://kids.nationalgeographic.com/content/dam/kids/photos/animals/Reptiles/H-P/

1. Elang Jawa
http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/730433/big/
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah burung nasional Indonesia karena kemiripannya dengan Garuda dan juga merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator puncak, Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa terlangka di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting”.

2. Babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis)
http://www.mammalwatching.com/Oriental/Images/Sulawesi/
Tergolong kedalam hewan yang rentan kepunahannya redaftar didalam data hewen yg hampir punah didunia. Babirusa Sulawesi jelas diketahui menghuni semenanjung utara dan utara-bagian timur Sulawesi, dan jangkauan dapat juga meliputi pusat, timur dan selatan-timur Sulawesi, meskipun studi lanjut pada penggolongan / taksonomi hewan ini diperlukan sebelum hal ini dapat dikonfirmasi. Beratnya mencapai 600kg, Hidup di hutan hujan dan beriklim tropis.

3. Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
http://bksdasultra.hol.es/images/
Panjang kepala-badan: 150 cm, ekor: 24 cm, tinggi bahu: 70 cm, Tanduk: 15 - 20 cm. Anoa gunung adalah hewan yg terancam punah, hewan ini adalah subfamili sapi liar, namun karena ukurannya yang kecil, itu lebih mirip dengan rusa. Anoa gunung hewan endemik Indonesia, ada hanya di provinsi Sulawesi dan pulau dekat Buton. Sangat sedikit yang diketahui tentang preferensi habitat anoa gunung, karena itu adalah pemalu dan sedikit yg mempelajarinya. Hewan ini diketahui hidup di ketinggian antara 500 dan 2000 meter, namun laporan-laporan berbeda pada habitat lain. Ada yang mengatakan bahwa anoa pegunungan mendiami wilayah hutan lebat yang vegetationally beragam, sedangkan laporan lainnya yang suka area hutan yang relatif terbuka dengan kepadatan tanaman adapun yg mengatakan padadi sekitar daerah terbuka dan sumber-sumber air.

4. Kuskus
https://alamendah.files.wordpress.com/2011/10/
Kuskus Beruang atau Kuse (Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi. Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi 2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun 1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek. Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.

5. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
http://assets.kompas.com/data/photo/2013/01/09/
Habitat orangutan sumatera (Pongo abelii) terus mengalami pengurangan dalam tingkat yang mengerikan karena kebakaran hutan, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar dan pembangunan pertanian lainnya. Hal ini sangat membuat spesies ini begitu terancam. Selain habitatnya yang dirusak, satwa ini juga diburu atau ditangkap hidup-hidup dan menyebabkan penurunan populasi secara drastis. Diperkirakan tak lebih dari 7.300 individu yang tersisa di alam liar.

6. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)
http://alamendah.files.wordpress.com/2009/12/
Inilah spesies gajah terkecil Asia, populasinya terus menurun secara mengejutkan, turun sekitar 80 %  dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun akibat deforestasi, hilangnya habitat dan konflik dengan manusia di pulau Sumatera.  Kini hanya tersisa sekitar 2.400 hinga 2.800 individu gajah sumatera yang bertahan hidup di alam liar. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan memiliki gading yang relatif kecil, namun pemburu tetap saja membunuh untuk diambil gadingnya dan menjualnya di pasar gelap yang menyebabkan rasio antara jantan dan betina sangat tidak seimbang untuk membuatnya mampu mempertahankan kelangsungan hidup spesies asli pulau Sumatera ini.

7. Badak Jawa
http://fotohewan.info/wp-content/uploads/2013/12/
Panjangnya bisa mencapai 2-4 meter, tingginya 170cm dan beratnya mencapai 900 – 2,300 kg. Statusnya sangat terancam, WWF melidungi hewan ini,badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling langka di dunia . Nama rhinoceros berasal dari bahasa Yunani untuk 'nose horn', dan badak Jawa memiliki satu tanduk di moncongnya itu, seperti tanduk badak, tidak memiliki inti yang kurus tapi terdiri dari serat keratin. Dewasa dalam warna abu-abu, dan memiliki penampilan yg berlapis baja disebabkan oleh lipatan dalam kulit berbulu. Kita dapat menemui hewan ini di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

8. Komodo (Varanus komodoensis)
http://www.komodo.travel/wp-content/uploads/2011/12/
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.

http://kepoan.com/media/uploads/2015/05/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar