Dunia kehilangan puluhan spesies
setiap hari dalam apa yang disebut para ilmuwan sebagai ‘kepunahan massal
keenam’ dalam sejarah Bumi. Sebanyak 30%-50% dari semua spesies di dunia
bergerak menuju kepunahan pada pertengahan abad ini, dan tak ada yang bisa
disalahkan kecuali kita sendiri.
Keanekaragaman flora dan fauna diindonesia
adalah kekayaan alam yang tidak ternilai dari sebuah keaneka ragaman
hayati yang kita miliki, populasi hewan menjadi faktor terpenting untuk
kelestarian alam yang ada di indonesia untuk menjaga keseimbangan alam dalam
sebuah rantai makanan pada hewan, populasi hewan langka yang ada di indonesia
mengalami penurunan yang signifikan hal ini dipicu oleh terjadinya kerusakan
hutan yang cukup memprihatinkan ditambah sebagian ulah manusia yang
mengekplotasi hewan langka menjadi bahan buruan untuk diperjual belikan di
pasar gelap yang menyebabkan semakin bertambahnya hewan langka yang ada di
indoneisa. Mungkin anak cucu kita nanti hanya bisa melihat foto-foto ini,
karena binatang-binatang asli Indonesia ini sudah diambang kepunahan dan
berikut adalah :
1. Elang Jawa
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
adalah burung nasional Indonesia karena kemiripannya dengan Garuda dan juga
merupakan simbol jenis satwa langka di Indonesia. Elang Jawa hanya terdapat di
Pulau Jawa dan penyebarannya terbatas di hutan-hutan. Sebagai predator puncak,
Elang Jawa memainkan peran yang penting dalam menjaga keseimbangan dan fungsi
dari bioma hutan di Jawa. Elang Jawa merupakan salah satu jenis burung pemangsa
terlangka di dunia. Berdasarkan kriteria keterancaman terbaru dari IUCN, Elang
Jawa dimasukan dalam kategori Endangered atau “Genting”.
2. Babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis)
Tergolong kedalam hewan yang
rentan kepunahannya redaftar didalam data hewen yg hampir punah didunia. Babirusa
Sulawesi jelas diketahui menghuni semenanjung utara dan utara-bagian timur
Sulawesi, dan jangkauan dapat juga meliputi pusat, timur dan selatan-timur
Sulawesi, meskipun studi lanjut pada penggolongan / taksonomi hewan ini
diperlukan sebelum hal ini dapat dikonfirmasi. Beratnya mencapai 600kg, Hidup
di hutan hujan dan beriklim tropis.
3. Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
Panjang kepala-badan: 150 cm,
ekor: 24 cm, tinggi bahu: 70 cm, Tanduk: 15 - 20 cm. Anoa gunung adalah hewan
yg terancam punah, hewan ini adalah subfamili sapi liar, namun karena ukurannya
yang kecil, itu lebih mirip dengan rusa. Anoa gunung hewan endemik Indonesia,
ada hanya di provinsi Sulawesi dan pulau dekat Buton. Sangat sedikit yang
diketahui tentang preferensi habitat anoa gunung, karena itu adalah pemalu dan
sedikit yg mempelajarinya. Hewan ini diketahui hidup di ketinggian antara 500
dan 2000 meter, namun laporan-laporan berbeda pada habitat lain. Ada yang
mengatakan bahwa anoa pegunungan mendiami wilayah hutan lebat yang
vegetationally beragam, sedangkan laporan lainnya yang suka area hutan yang
relatif terbuka dengan kepadatan tanaman adapun yg mengatakan padadi sekitar
daerah terbuka dan sumber-sumber air.
4. Kuskus
Kuskus Beruang atau Kuse
(Ailurops ursinus) adalah salah satu dari dua jenis kuskus endemik di Sulawesi.
Binatang ini termasuk dalam golongan binatang berkantung (marsupialia), dimana
betinanya membawa bayi di dalam kantong yang terdapat di bagian perut. Panjang
badan dan kepala kuse adalah 56 cm, panjang ekornya 54 cm dan beratnya dapat
mencapai 8 kg. Kuse memiliki ekor yang prehensil, yaitu ekor yang dapat
memegang dan biasa digunakan untuk membantu berpegangan pada waktu memanjat
pohon yang tinggi.Nasib Kuse di Sulawesi Utara berada dalam bahaya karena
populasinya sudah terlampau kecil.Antara tahun 1980 dan 1995 di Tangkoko telah
terjadi pengurangan kepadatan sebesar 50%, yakni dari 3,9 ekor per km2 menjadi
2,0 ekor per km2. Selama survei WCS di hutan-hutan lindung Sulawesi Utara tahun
1999, binatang ini hanya terlihat tujuh kali di sepanjang 491 km jalur transek.
Ini menunjukkan kepadatan populasi yang sangat rendah.
5. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Habitat orangutan sumatera (Pongo
abelii) terus mengalami pengurangan dalam tingkat yang mengerikan karena
kebakaran hutan, pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pembalakan liar
dan pembangunan pertanian lainnya. Hal ini sangat membuat spesies ini begitu
terancam. Selain habitatnya yang dirusak, satwa ini juga diburu atau ditangkap
hidup-hidup dan menyebabkan penurunan populasi secara drastis. Diperkirakan tak
lebih dari 7.300 individu yang tersisa di alam liar.
6. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)
Inilah spesies gajah terkecil
Asia, populasinya terus menurun secara mengejutkan, turun sekitar 80 %
dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun akibat deforestasi, hilangnya habitat
dan konflik dengan manusia di pulau Sumatera. Kini hanya tersisa sekitar
2.400 hinga 2.800 individu gajah sumatera yang bertahan hidup di alam liar. Gajah
sumatera (Elephas maximus sumatranus) jantan memiliki gading yang relatif
kecil, namun pemburu tetap saja membunuh untuk diambil gadingnya dan menjualnya
di pasar gelap yang menyebabkan rasio antara jantan dan betina sangat tidak
seimbang untuk membuatnya mampu mempertahankan kelangsungan hidup spesies asli
pulau Sumatera ini.
7. Badak Jawa
Panjangnya bisa mencapai 2-4
meter, tingginya 170cm dan beratnya mencapai 900 – 2,300 kg. Statusnya sangat
terancam, WWF melidungi hewan ini,badak Jawa adalah salah satu mamalia besar paling
langka di dunia . Nama rhinoceros berasal dari bahasa Yunani untuk 'nose horn',
dan badak Jawa memiliki satu tanduk di moncongnya itu, seperti tanduk badak,
tidak memiliki inti yang kurus tapi terdiri dari serat keratin. Dewasa dalam
warna abu-abu, dan memiliki penampilan yg berlapis baja disebabkan oleh lipatan
dalam kulit berbulu. Kita dapat menemui hewan ini di Taman Nasional Ujung
Kulon, Banten.
8. Komodo (Varanus komodoensis)
Komodo, atau yang selengkapnya
disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar
di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili
Motang, dan Gili Dasami di Nusa
Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan
nama setempat ora.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae,
dan klad Toxicofera,
komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang
besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme
pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang
hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di
pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo
yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak
yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti
barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat
mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut
akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan
komodo sebagai spesies yang rentan terhadap
kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah
Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk
melindungi mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar