Jaran Kencak adalah sebuah
kesenian dari Lumajang, Jawa Timur dengan
menggunakan kelincahan seekor kuda yang di hias pakaian zirah perang khas Jawa yang tersebar di Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Bondowoso dan Tengger.
Kesenian serupa adalah Jaran Jenggo di Pantura dan Kuda Renggong di Sunda.
Sejarah
Pada Awalnya Jaran Kencak di
sebut dengan jaran kepang meskipun bukan terbuat dari anyaman bambu, karena
pada saat itu kuda yang di kenderai rombongan dari Ponorogo hendak mengirimkan delegasi ke
bali, untuk menjalin persaudaraan kerabat dan saudara Batara Kathong dari
kerajaan Majapahit yang mengungsi ke Bali.
Namun ketika sampai di Lumajang,
kuda yang di kenakan seragam jazirah perang seperti di pewayangan untuk di
persembahkan di bali memberontak kesana kemari dan menendang-nendang tiada
henti melawan rombongan, hingga dibuat sebuah keputusan bahwa kuda dan beberapa
penjaga untuk tetap tinggal di lumajang untuk menenangkan kuda, sedangkan
rombongan tetap melanjutkan ke Bali.
Hingga akhirnya kuda yang
memberontak menjadi tenang dan jinak kembali, warga sekitar yang melihat kuda
dijinakan tersebut merasa terhibur, Sejak saat itu menjadi sebuah kesenian
bernama Jaran Ngepang yang berarti kuda menendang, namun lebih dikenal dengan
nama Jaran Kepang.
Pada tahun 1806, Cakraningrat
sampang memindahkan sebanyak 250.000 orang Sampang, Madura ke Pulau Jawa bagian
tapal kuda seperti Lumajang. Orang Madura yang menjadi punduduk lumajang juga
menggemari kesenian bernama jaran Kepang ini, karena seokor kuda dengan kostum
perang khas pewayangan Jawa bertarung berdiri menggunakan dua kaki dengan
pawangnya, setelah kemerdekaan republik Indonesia jaran kepang lebih di kenal
dengan jaran pencak dan menjadi Jaran Kencak yang dikenal hingga saat ini.
Jenis Jaran Kencak
Ada dua jenis jaran kencak yang ada saat ini.
1. Jenis pencak
Kuda yang di kenakan pakaian
jazirah yang minimalis bertarung dengan pendekar atau pawang, hingga di
kalahkannya kuda tersebut. Di ilhami dari asalmula terjadinya jaran ngepang.
2. Jenis Hias
Munculyna reog di Lumajang dan Jember
yang di bawa oleh orang ponorogo langsung pada tahun pada tahun 1922
mempengaruhi kembali pada jaran kencak. kalah populernya jaran kencak dengan
banyaknya reog di Lumajang yang sering pentas dan
rekaman piringan VCD, pada tahun 2011 muncul inovasi kostum jaran kencak
menyerupai Reog Ponorogo dengan berbagai macam
pernak-pernik, rumbai-rumbai, untaian benang khas reog , kostum yang lebih
besar dengan warna yang warna-warni dan bulu merak pada kuda untuk menarik
perhatian seperti halnya reog.
Jenis jaran kencak hias ini tidak
melakukan atraksi seperti jensi pencak yang melakukan berbagai gerakan tubuh
pada kuda.
Musik
Musik yang di gunakan pada jaran kencak di lumajang ada dua
jenis.
1. Gamelan Reog, dengan musik rancak khas Bali dan terompet
bernadakan khas reog
2. Gamelan Saronen, dengan musik rancak khas Bali dan
terompet bernadakan khas Madura
Perkembangan
Jaran Kencak sering berkaloborasi
dengan kesenian lain, seperti tari glipang hingga reog Ponorogo. Jaran kencak
sering digunakan untuk mengiringi khitan, pernikahan hingga karnaval
pemerintahan hari jadi Lumajang.
Saat ini jaran kencak bisa di
jumpai di luar Lumajang, bahkan orang Madura yang setelah belajar jaran kencak
membuat kesenian serupa dengan nama Jaran Serek di kota Sumenep.
Pada tahun 2015, Puput Tantriana Sari Bupati Probolinggo mengirimkan pertunjukan
jaran kencak jenis pencak dan hias ke Ponorogo dalam hari jadi kabupaten
Ponorogo mewakili kota Probolinggo.
Sumber: Wikipedia
Memang kesenian jaran kencak harus dilestarikan mas. Apalagi sebagai warga Lumajang yang harus benar-benar menjaga kesenian ini.
BalasHapus"Selamat siang Bos 😃
BalasHapusMohon maaf mengganggu bos ,
apa kabar nih bos kami dari Agen365
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Silahkan di add contact kami ya bos :)
Line : agen365
WA : +85587781483
Wechat : agen365
terimakasih bos ditunggu loh bos kedatangannya di web kami kembali bos :)"