Minggu, 15 September 2013

Dinasti Han, Zaman Tiga Negara hingga Dinasti Jin

          Liu Bang, seorang petani yang memenangkan perang saudara dengan saingannya Xiang-Yu, mendirikan dinasti yang bernama Han (206 SM – 221 M). Ia bergelar Han Gaozu (206 – 195 SM). Para ahli membagi Dinasti Han ini menjadi dua, yakni Han Barat, yang beribu kota di Chang An dan Han Timur yang beribu kota di Luoyang.


            Dinasti Han ini cukup terkenal dalam sejarah Tiongkok karena beberapa penemuan pentingnya. Kertas sebagai contoh ditemukan pada tahun 105 M oleh seorang sarjana yang bernama Cai Lun saat pemerintahan Kaisar Han Hedi (88 – 106). Penemuan kertas yang berasal dari bambu ini benar-benar merombak secara total penulisan buku-buku serta mendorong kemajuan dalam dunia tulis-menulis.
Pada masa pemerintahan Kaisar Han Wudi (141 – 87 SM) terjadilah hubungan antara Barat dan Timur yang dikenal dengan nama jalur sutera. Hubungan ini berawal mula dari ekspedisi yang dipimpin Zhang Qian, utusan Han Wudi, guna menjalin hubungan persekutuan dengan negara-negara lainnya untuk bersama-sama menghadapi serangan bangsa barbar (Xiongnu). Pada tahun 104, 102, dan 42 SM, tentara Tiongkok melintasi Pegunungan Pamir, mencapai Ferghana serta bekas Kerajaan Yunani Sogdiana, di mana mereka mengalahkan pasukan Xiongnu serta Romawi. Setelah melintasi gurun pasir serta beberapa gunung-gunung tertinggi dunia, pasukan Wudi telah mencapai tempat-tempat sejauh 3000 km dari ibu kota mereka. Prestasi ini melampaui jarak maksimal yang telah ditempuh oleh pasukan Romawi. Ekspansi ini telah membukan jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Jalan raya sepanjang Jalur Sutera menjadi ramai dan ibu kota Dinasti Han dipenuhi oleh para pedagang Barat beserta barang-barang mewah yang berasal dari sana.
Penemuan penting dalam bidang teknologi lainnya adalah seismograf oleh Zhang Heng (78 – 139 M) yang dapat menghitung kekuatan gempa beserta arah asalnya. Peristiwa penting lainnya pada masa Dinasti Han adalah masuknya Agama Buddha ke Tiongkok.
Berdasarkan catatan sejarah “San Guo Zhi , Wei Shu ,dan Dong Yi Zhuan.” Ini terjadi pada masa kekuasaan kaisar dinasti Han Barat yaitu Aidi (1 SM – 6 M) atau tepatnya tepatnya tahun 2 M. Pada saat itu pejabat Jing Lu menerima duta dari suku Da Yue yang menyerahkan kitab Fu Tu. Pada abad ke-1 SM mendirikan kerajaan bernama Gui Xuang. Para bhiksu pertama adalah Gobharana (Ni Mopeng) dan Kasyappa Matanga (Zhu Falan) yang diundang oleh kaisar Han Mingdi (57 – 75) melalui utusan kerajaan Han yaitu Qin Jing dan Cai Yin, yang bertemu dengan mereka di daerah suku Da Yue. Pada tahun 68 M, mereka tiba di Luo Yang dan tinggal di vihara Baimasi (Vihara Kuda Putih) serta menterjemahkan Sutra Empat Puluh Dua Bagian. Sutra ini adalah kitab pertama yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Mandarin.
Dalam bidang sosial Tahun 183 Sebelum Masehi, Kaisar Wendi naik takhta. Selama berkuasanya Kaisar Wendi dan kemudian Kaisar Jingdi, yaitu putranya antara tahun 156 Sebelum Masehi dan tahun 143 Sebelum Masehi mereka terus menjalankan kebijakan “pemberdayaan rakyat”, meringankan pajak yang sangat membebani rakyat sehingga ekonomi Imperium Dinasti Han berkembang makmur.
Kaisar Wudi pada masa usia lanjutnya menghentikan peperangan dan mengalihkan perhatiannya pada pengembangan pertanian sehingga ekonomi Dinasti Han Barat terus berkembang. Setelah itu, Kaisar Zhaodi naik takhta, kemudian terus berusaha mengembangkan ekonomi dan berkat upayanya itu, Dinasti Han memasuki masa emasnya. Perkembangan industri kerajinan tangan juga memakmurkan perdagangan dan pada akhirnya terbukalah Jalan Sutra yang menjembatani pertukaran diplomatik dan perdagangan antara Dinasti Han dan negara-negara Asia Barat.
Akhir dari Dinasti Han adalah saat melemahnya para penguasa. Selain itu, hal yang melemahkan adalah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi misalnya, Pemberontakan Topi Kuning, kelaliman Dong Zhuo, dan Pertempuran Chibi.
Cao Cao yang merupakan salah satu menteri pada Dinasti Han berhasil merebut kekuasaan Dinasti Han dan mendirikan Kerajaan Wei. Hal itu membuat Liu Bei yang merupakan salah satu keturunan Dinasti Han ingin meneruskan Dinasti Han dengan mendirikan Negara Shu. Sun Quan yang mulanya adalah seorang jendral juga mendirikan Negara Wu. Dan sejak saat itu, maka dimulainya era baru yang dinamakan Zaman Tiga Negara.
Meskipun begitu, pada era ini tidak ada negara yang berhasil mempersatukan kembali Tiongkok. Dan pada tahun 264 M, kerajaan Wei jatuh ke tangan Sima Yan yang kemudian mendirikan Dinasti Jin. Sima Yan kemudian merebut kerajaan Shu dan Wu serta berhasil mempersatukan Tiongkok.
Setelah Dinasti Jin runtuh selama beberapa ratus tahun, Tiongkok terpecah kembali menjadi banyak negara, dimana masa ini merupakan periode yang kacau. Para sejarawan menyebut jaman ini dengan istilah Dinasti Utara-Selatan. Sebelum runtuh, Dinasti Jin pada tahun 317 sempat dipaksa melarikan diri ke selatan karena serangan suku bangsa barbar di utara dan kerajaan mereka di selatan untuk selanjutnya disebut dengan Jin Timur.

Ilmuwan terkenal pada masa ini adalah Zu Chongzhi (429-500). Ia berasal dari Dinasti Selatan dan berhasil menghitung dengan cukup akurat nilai bilangan Ĉ, yakni di antara 3,1415926 dan 3,1415927. Penentuan nilai bilangan Ĉ ini adalah sesuatu yang luar biasa, mengingat Bangsa Barat baru menemukannya ratusan tahun kemudian prestasi lain yang dilakukannya adalah membuat penanggalan serta meramalkan akan terjadinya gerhana bulan pada tanggal 15 September 459.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar